Krisis berguru juga ditandai oleh ketimpangan mutu berguru yang lebar antar wilayah dan antar golongan sosial-ekonomi. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil berguru penerima didik, bahkan dalam hal yang fundamental menyerupai literasi membaca.
Diperlukan juga banyak sekali upaya penguatan kapasitas guru dan kepala sekolah,pendampingan bagi pemerintah daerah, penataan tata cara evaluasi, serta infrastruktur dan pendanaan yang lebih adil. Pemulihan tata cara pendidikan dari krisis berguru tidak sanggup diwujudkan lewat pergantian kurikulum saja.
Oleh alasannya merupakan itu kurikulum yang dirancang dengan baik akan mendorong dan mempermudah guru untuk mengajar dengan lebih baik. Kurikulum di saat ini juga memiliki kiprah penting dan besar lengan berkuasa besar yang diajarkan oleh guru, juga pada bagaimana materi tersebut diajarkan.
Perubahan yang paling faktual terlihat pada proses pembelajaran yang mulanya bertumpu pada metode tatap paras beralih menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Krisis pembelajaran yang sudah terjadi sekian usang di Indonesia diperburuk dengan Pandemi Covid-19 yang menenteng pergantian pada pendidikan di Indonesia.
Intensitas pbm juga mengalami penurunan yang signifikan, baik jumlah hari berguru dalam sepekan maupun rata-rata jumlah jam berguru dalam sehari. Selama PJJ, biasanya siswa berguru 2-4 hari dalam sepekan utamanya siswa pada tingkat SMP, SMA, dan SMK.
Di tengah kekurangan yang ada, banyak sekali taktik dijalankan sekolah untuk menyelenggarakan PJJ. Saat ini kekurangan susukan internet di saat ini, perangkat digital serta kapasitas baik guru, orang tua, maupun siswa dipandang menjadi tantangan paling besar dalam menyelenggarakan PJJ.Setidaknya ada 6 taktik yang dijalankan sekolah yaitu :
2. Kedua di sekolah dengan susukan internet dan perangkat digital yang mencukupi tetapi tidak disokong dengan kemampuan digital guru/siswa, PJJ dijalankan secara terbatas dimana penugasan dan pembimbingan oleh guru biasanya dijalankan lewat aplikasi media biasa WhatsApp.
3. Ketiga pada beberapa sekolah dengan susukan internet terbatas menjalankan proses berguru dalam kelompok-kelompok kecil rumah guru atau siswa.
4. Keempat terdapat beberapa sekolah yang juga tanpa jaringan internet mempergunakan radio lokal/ radio amatir untuk meningkatkan penugasan.
5. Kelima terdapat sekolah yang menggunakan pesan berantai (“mouth to mouth” massage) untuk menyodorkan kiprah ke siswa. Akan tetapi pada sekolah yang terpencil dan minim pemberitahuan maka beberapa sekolah bahkan terpaksa mesti meliburkan siswanya.
Kajian ini juga meliputi taktik implementasi kurikulum baru, suatu pemberitahuan yang sungguh mempengaruhi kesuksesan dari setiap kebijakan pendidikan. Kajian akademik ini menerangkan latar belakang, landasan empiris, dan kerangka konseptual yang digunakan dalam merumuskan kebijakan kurikulum dan mendesain Kurikulum merdeka.Kajian akademik ini berencana untuk membangun alasan rasional intervensi kurikulum dalam upaya menangani krisis pembelajaran di Indonesia, menyusun alternatif kurikulum yang berorientasi pada kenaikan mutu proses pembelajaran dan mengoptimalkan hasil berguru tetapi tetap memikirkan keanekaragaman karakteristik satuan pendidikan, menyusun taktik penyeleksian alternatif kurikulum bagi satuan pendidikan.
Sahabat untuk mengetahui lebih lengkap tentang kajian akademik kurikulum merdeka guru sanggup mengunduhnya secara gratis lewat link Download Buku Kajian Akademik Kurikulum Merdeka.